DALAM tulisan Andri Marzuki berjudul hari ibu, Merdeka melaksanakan dharma diartikan sebagai semboyan pada lambang hari ibu di Indonesia. Semboyan tersebut bertujuan untuk mempertegas kembali makna bahwa kedudukan, hak, kewajiban, dan kesempatan antara kaum perempuan dan kaum laki laki itu sama. Sebagai bukti kedudukan antara laki laki dan perempuan hari ini telah memiliki gap yang begitu mendisposisikan daya seorang wanita.
Saya menyebutnya sebagai daya, mengapa?
Dewasa ini, persepsi yang berkembang bahwa
posisi wanita selalu berada dibelakang kaum laki laki. Sebagai contoh posisi
posisi strategis hari ini masih saja selalu di isi oleh kaum laki laki yang dipersepsikan
memiliki daya satu tingkat lebih tinggi dibanding kaum perempuan. Dalam semboyan diatas pun menegaskan bahwa
kaum perempuan dan kaum laki laki merupakan kemitrasejajaran yang perlu
diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat terlebih secara umum dalam bernegara.
Sebagai bukti dan juga menjadi saksi sejarah (Baca: Antaranews, melihat
representasi dan kepemimpinan perempuan) dituliskan bahwa untuk pertama kalinya
dalam sejarah parlemen Indonesia, lembaga legislatif menempatkan seorang wanita
di posisi pimpinan DPR RI. Beberapa alasan yang perlu diperhatikan kembali
bahwa dalam sejarah republik Indonesia, telah banyak melahirkan tokoh tokoh
revolusioner tak terkecuali beberapa di antaranya adalah kaum perempuan. Cut
Nyak Dhien, Malahayati, Marthaa Christina Tiahahu, Nyi Agen Serang (Baca: IDN
TIMES, 9 Pahlawan Perempuan Indonesia).
Pada 28 Oktober 1928 digelorakan sumpah pemuda untuk
mempersatukan seluruh elemen bangsa Indonesia. Ini pun juga menarik semangat
para perkumpulan kaum perempuan, yaitu dengan membentuk sebuah perkumpulan yang
bertujuan untuk mempersatukan kaum perempuan kedalam satu wadah mandiri. Pada
tanggal 22 – 25 Desember 1928 juga atas prakarsa para perempuan pejuang
pergerakan kemerdekaan diselenggarakannya Kongres I Perempuan Indonesia, yang
saat itu dilaksanakan di Yogyakarta. Pada kongres tersebut melahirkan satu
keputusan untuk membentuk satu organisasi federasi yang mandiri dengan nama “Perikatan
Perkoempoelan Perempuan Indonesia” atau PPPI. Melalui PPPI itulah kaum
perempuan menggelorakan semangat perjuangan kemerdekaan bersama sama dengan
kaum laki laki.
Berlanjut pada Kongres ke II pada tahun 1935.
Dalam kongres tersebut menghasilkan Badan Kongres Perempuan Indonesia yang juga
menetapkan fungsi utama kaum perempuan sebagai ibu bangsa yang berkewajiban
menumbuhkan dan mendidik generasi baru yang lebih memiliki rasa kebangsaan.
Kaum perempuan terlebih seorang ibu merupakan
lentera kehidupan bagi anak anaknya. Melalui didikannya anak dapat mampu
menerjang berbagai gelombang kehidupan dimasa depan. Dalam perkembangan
teknologi informasi saat ini berbagai ucapan selamat hari ibu begitu banyak
dituliskan melalui linimasa media sosial, namun pemaknaan tentang hari ibu
belum sepenuhnya dimaknai secara menyeluruh.
Pada Kongres Perempuan Indonesia Ke III tahun
1938 yang dilaksanakan di Bandung, salah satu hasil ketetapannya bahwa pada
tanggal 22 Desember dinyatakan sebagai hari ibu. Dilanjutkan juga pada
Keputusan Presiden bernomor 316 Tahun 1959 tentang Hari hari nasional yang bukan
hari libur. Mengukuhkan bahwa tanggal 22
Desember sebagai hari ibu yang merupakan hari nasional dan bukan hari libur.
Hari ibu yang ditetapkan pada tanggal 22
Desember merupakan sebuah refleksi sejarah, bahwa dalam perjuangan kemerdekaan
bangsa ini juga menempatkan posisi kaum perempuan dan kaum laki laki sebagai
satu kesatuan yang juga punyai andil penting dalam proses pencapaian
kemerdekaan bangsa ini.
Dalam situasi pandemi saat ini begitu banyak
perubahan perubahan terjadi, juga mengisahkan pilu dan juga melahirkan semangat
baru.
“Ini tahun yang penuh tantangan. Tahun ketika
dunia dihentak pandemi. Di tahun ini, ibu saya tercinta berpulang” Kata Jokowi
di akun intagramnya @jokowi.
Dalam salah satu harian Presiden RI, Jokowi menyebutkan
arti seorang ibu yang merupakan sosok perempuan yang selalu menguatkan,
mengingatkan, mendoakan dan juga memberikan restu. Sebuah tantangan yang juga
begitu berat dalam posisi saat ini sebagai kepala negara.
Terlepas dari berbagai kontroversi politiknya.
Secara personal Beliau menggambarkan sosok yang begitu menginspirasi. Pilihan
yang juga begitu berat, disamping memikirkan negara dan sosok seorang ibu yang
selalu hadir dalam kehidupannya.
Sejarah telah membuktikan bahwa andil
kontribusi kaum wanita juga merupakan tujuan dari perwujudan semboyan pada
lambang hari ibu “Merdeka Melaksanakan Dharma”. Penghormatan setinggi tingginya
untuk Ibunda tercinta dan juga ibu ibu diseluruh Indonesia. Tanpa sentuhan
tangan seorang ibu, kami sebagai anak bukanlah siapa siapa. Selamat Hari Ibu.
Komentar
Posting Komentar