Langsung ke konten utama

PHK - Awal Membuka Usaha



Hari ini saya bertemu seseorang yang merupakan korban PHK (Pemutusan hubungan kerja) akibat Pandemi COVID-19. Situasi pandemi saat ini begitu memukul rata semua sektor pekerjaan. Beberapa pekerja yang berakhir pada surat PHK merupakan bukti bahwa begitu ganasnya dampak pandemi COVID-19.

Beliau merupakan karyawan disalah satu hotel di Yogyakarta sebelum di PHK, namun setelah Pandemi masuk ke Indonesia ia dengan lapang hati harus berterima untuk di PHK, karena hotel yang menjadi tempat ia bekerja semakin sepi dan harus meminimalkan karyawan karena faktor pemasukan yang semakin berkurang.

Beliau juga telah berumah tangga dan mempunyai satu orang anak yang harus dibiayai. Mau tidak mau beliau harus memutar otak untuk memperoleh penghasilan. Dengan beberapa pengalaman dan berbekal akses informasi melalui media internet beliau membuka lapak untuk berjualan. Dengan membuka lapak gorengan bernama “Aneka Gorengan Sehat dan Komplit” beliau mulai menjajahkannya. Lapaknya bertempat di Jl. Imogiri Barat, depan Apotik Aufa, Bantul, Yogyakarta.

Saya yang juga penikmat gorengan, mau tak mau tergoda untuk mencicipinya. Aneka gorengan antara lain; Tahu isi, Singkong goreng, Tempe goreng, Dll. Rasanya juga tidak kalah enak dengan gorengan pada umumnya. Dengan memesan es teh dan beberapa gorengan yang sungguh begitu nikmat di dinikmati disiang hari.

Saya pun sedikit bertanya tentang beliau dan bagaimana prosesnya hingga kepikiran untuk membuka usaha. Tutur beliau “usaha yang saya buka merupakan tuntutan, yangmana bila tidak bekerja mau memperoleh duit untuk menyambung hidup dari mana, Saya juga telah di PHK.”

Sambil memilih aneka gorengan di tempat yang telah disiapkan, Saya terus bertanya.

Untuk membuka lapak ini butuh proses dan bagaimana Bapak bisa memperoleh tempat ini,

“Yah butuh proses juga bro, tetapi alhamdulillah yang punya tanah tempat, yangmana Saya berjualan saat ini begitu berterima dan di ijinkan untuk membuka usaha disini”

Beliau sungguh gigih membaca situasi bisnis untuk membuka usaha, Saya jadi teringat dengan buku The Power Of Kepepet yang ditulis oleh Mas Jaya Setiabudi.

Kita akan lebih kreatif bila berada disituasi Kepepet. Beliau menjelaskan perbedaan orang yang tak bergerak dalam proses perubahan menjadi dua bagian,

Pertama, impiannya kurang kuat.

Kedua, orang tersebut tidak Kepepet.

Dua hal tersebut membuat seseorang begitu lamban dalam bergerak dan didukung dengan kurangnya motivasi.

Bisa dibayangkan ketika kita berada dalam acara seminar motivasi, kita begitu tergerak untuk melakukan sesuatu, begitu emosional mendengarkan pengalaman dari tokoh pemateri dalam acara seminar motivasi. Namun setelah kembali ke Rumah kita kembali dihantam oleh kemalasan.

“Kondisi kepepet adalah motivasi terbesar di dunia”

Buku The Power Of Kepepet

Hal yang bisa menjadi pembelajaran adalah setiap hal yang kita rencanakan perlu direalisasikan secara langsung, teori tanpa praktek itu tidak ada gunanya.

Setelah Saya menghabiskan gorengan yang cukup banyak, hehe

Saya langsung ijin untuk balik Kosan, dengan ramah beliau menjawab

“wah kok cepet amat, santai aja dulu lah” hehe

Beliau yang merupakan korban PHK akibat pandemi masih juga bisa bercanda dan tersenyum, itu yang membuat Saya terkagum kagum, bandingkan dengan Pemerintah yang hari ini lebih banyak “mengkerut” bila dilihat dari beberapa pemberitaan nasional.

 

Penulis

Neldi Darmian L

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HARI IBU: Merdeka Melaksanakan Dharma

DALAM tulisan Andri Marzuki berjudul hari ibu, Merdeka melaksanakan dharma diartikan sebagai semboyan pada lambang hari ibu di Indonesia. Semboyan tersebut bertujuan untuk mempertegas kembali makna bahwa kedudukan, hak, kewajiban, dan kesempatan antara kaum perempuan dan kaum laki laki itu sama. Sebagai bukti kedudukan antara laki laki dan perempuan hari ini telah memiliki gap yang begitu mendisposisikan daya seorang wanita. Saya menyebutnya sebagai daya, mengapa? Dewasa ini, persepsi yang berkembang bahwa posisi wanita selalu berada dibelakang kaum laki laki. Sebagai contoh posisi posisi strategis hari ini masih saja selalu di isi oleh kaum laki laki yang dipersepsikan memiliki daya satu tingkat lebih tinggi dibanding kaum perempuan.   Dalam semboyan diatas pun menegaskan bahwa kaum perempuan dan kaum laki laki merupakan kemitrasejajaran yang perlu diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat terlebih secara umum dalam bernegara. Sebagai bukti dan juga menjadi saksi sejarah (Baca: Ant

Menebar Virus Baca - IPusnas

Teman teman ada yang tahu Aplikasi IPusnas ? Apakah di Smartphone teman teman sudah menginstal Aplikasi IPusnas. Jika sudah, Alhamdulillah. Jika belum, teman teman termaksud orang orang yang merugi. Mengapa demikian ? IPusnal merupakan Aplikasi keren loh, "kalah lah tu, ketimbang TikTok dan lain sejenisnya, perihal kebermanfaatan, hehe" Sekedar informasi singkat, IPusnas merupakan aplikasi perpustakaan digital atau e-Pustaka yang dimiliki oleh Badan Perpustakaan Nasional yang bekerjasama dengan Aksaramaya sebagai pengembang aplikasinya. Perlu di ketahui juga teman teman. IPusnas sudah diluncurkan sejak 16 Agustus 2016 lalu. "Wow sudah cukup lama, sudah lulus sarjana tu kalau sampai hari ini" Cara mendaftar di IPusnas Teman teman bisa mengunduh dan menggunakan IPusnas tanpa perlu membayar satu Rp.1 pun alias gratiss. Kita dapat bisa membaca semua judul buku secara gratis. Dan ini ada beberapa hal terkait Peminjaman eBook IPusnas : 1. Dalam

Berdamai Dengan Rasa Takut

Virus COVID-19 telah merambah ke seluruh Dunia. Bahkan negari super power (Amerika Serikat) dibuat kalang kabut oleh bakteri mematikan ini.  Saya pun tak percaya, negara dengan kemajuan teknologi  dan mempunyai fasilitas kesehatan yang diakui dunia, juga terlentang jauh hingga menjadi negara yang memuncaki jumlah korban tertinggi di seluruh negara di dunia. Virus ini membuka kembali hal hal yang tidak nampak oleh mata, dan tidak terdengar oleh telinga.  Bagaimana dengan Indonesia?  Tadi pagi Saya dituntut untuk keluar kandang (kos), bahan bahan dapur sudah mulai terlihat lengah (kosong), Saya bukanlah Ibu Rumah Tangga (tepatnya calon papa muda), namun istilah bahan dapur Saya gunakan, karena di tempat kos Saya terdapat dapur yang disediakan langsung sebagai alat penunjang anak kos buat memasak. Setelah bersiap saya pun berangkat, memutar mutar sekitaran kota Jogja,  "Wow, sudah mulai ramai", setiap sudut sudut jalan mulai dipenuhi orang orang yang telah lama berdiam diri, bos